Siapa yang tidak suka buah? bila kalian salah satu yang tidakmenyukai buah pastirugu, karena disamping ada berbagai macam jenis dan beranekaragam jenis,buah memiliki kandungan vitamin yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita.Buah adalah organ pada tumbuhan berbungabakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan. yang merupakan perkembangan lanjutan dari

Pengertian buah dalam lingkup
pertanian (hortikultura) atau
pangan adalah lebih luas daripada pengertian buah di atas dan biasanya disebut sebagai
buah-buahan. Buah dalam pengertian ini tidak terbatas yang terbentuk dari bakal buah, melainkan dapat pula berasal dari perkembangan organ yang lain. Karena itu, untuk membedakannya, buah yang sesuai menurut pengertian
botani biasa disebut
buah sejati.
Buah seringkali memiliki nilai ekonomi sebagai bahan pangan maupun bahan baku industri karena di dalamnya
disimpan berbagai macam produk
metabolisme tumbuhan, mulai dari
karbohidrat,
protein,
lemak,
vitamin,
mineral,
alkaloid, hingga
terpena dan
terpenoid. Ilmu yang mempelajari segala hal tentang buah dinamakan
pomologi.
Pengertian botani dan ilmu pangan
Kesenjangan pengertian "buah" secara botani dan pangan (buah-buahan) dapat dilihat dari tabel berikut ini:
| Buah sejati | Bukan buah sejati |
Buah-buahan | Perkembangan dari bakal buah dan dikonsumsi sebagai buah-buahan.
Contoh: apel, jeruk, mangga | Bukan perkembangan dari bakal buah tetapi dikonsumsi sebagai buah-buahan.
Contoh: cempedak, tin (ara), jambu monyet |
Bukan buah-buahan | Perkembangan dari bakal buah tetapi dianggap bukan buah-buahan.
Contoh: tomat, padi, kacang mede | Bukan perkembangan dari bakal buah dan dianggap bukan buah-buahan.
Contoh: buah nangka muda, bongkol bunga matahari |
Arti botani

Dalam pandangan
botani, buah adalah sebagaimana tercantum pada paragraf pertama di atas. Pada banyak
spesies tumbuhan, yang disebut buah mencakup bakal buah yang telah berkembang lanjut beserta dengan
jaringan yang mengelilinginya. Bagi tumbuhan berbunga, buah adalah alat untuk menyebar luaskan biji-bijinya; adanya biji di dalam dapat mengindikasikan bahwa organ tersebut adalah buah, meski ada pula biji yang tidak berasal dari buah.
[1]
Dalam batasan tersebut, variasi buah bisa sangat besar, mencakup buah
mangga, buah
apel, buah
tomat,
cabai, dan lain-lain. Namun juga
bulir (kariopsis)
padi, 'biji' (juga merupakan bulir!)
jagung, atau
polong kacang tanah. Sementara, dengan batasan ini, buah
jambu monyet atau buah
nangka tidak termasuk sebagai buah sejati.
Arti hortikultura atau pangan
Buah dalam pengertian hortikultura atau pangan merupakan pengertian yang dipakai oleh masyarakat luas. Dalam pengertian ini, batasan buah menjadi longgar. Istilah "buah-buahan" dapat digunakan untuk pengertian demikian. Buah-buahan adalah setiap bagian tumbuhan di permukaan tanah yang tumbuh membesar dan (biasanya) berdaging atau banyak mengandung air.
Dapat dijumpai, buah sejati (dalam pengertian botani) yang digolongkan sebagai
sayur-sayuran, seperti buah
tomat, buah
cabai, polong
kacang panjang, dan buah
ketimun. Namun demikian, dapat dijumpai pula, buah tidak sejati (
buah semu) yang digolongkan sebagai buah-buahan, seperti buah
jambu monyet (yang sebetulnya merupakan pembesaran dasar bunga; buah yang sejati adalah bagian ujung yang berbentuk seperti
monyet membungkuk), buah
nangka (yakni pembesaran tongkol bunga; buah yang sejati adalah isi buah nangka yang berwarna putih (
Jw. beton), bergetah, sedangkan bagian 'daging buah' yang dimakan orang adalah tenda bunga), atau buah
nanas.
Pembentukan buah
Urutan perkembangan sejenis buah persik,
Prunus persica, mulai dari kuncup bunga di awal musim dingin hingga masaknya buah di pertengahan musim panas, lebih dari 7½ bulan kemudian.
Buah adalah pertumbuhan sempurna dari bakal buah (
ovarium). Setiap bakal buah berisi satu atau lebih
bakal biji (
ovulum), yang masing-masing mengandung
sel telur. Bakal biji itu
dibuahi melalui suatu proses yang diawali oleh peristiwa
penyerbukan, yakni berpindahnya
serbuk sari dari kepala sari ke kepala putik. Setelah serbuk sari melekat di kepala putik, serbuk sari berkecambah dan isinya tumbuh menjadi buluh serbuk sari yang berisi sperma. Buluh ini terus tumbuh menembus tangkai putik menuju bakal biji, di mana terjadi persatuan antara sperma yang berasal dari serbuk sari dengan sel telur yang berdiam dalam bakal biji, membentuk
zigot yang bersifat
diploid. Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini melibatkan baik
plasmogami, yakni persatuan protoplasma sel telur dan sperma, dan
kariogami, yakni persatuan inti sel keduanya.
[2]
Setelah itu, zigot yang terbentuk mulai bertumbuh menjadi embrio (lembaga), bakal biji tumbuh menjadi biji, dan dinding bakal buah, yang disebut
perikarp, tumbuh menjadi berdaging (pada buah batu atau
drupa) atau membentuk lapisan pelindung yang kering dan keras (pada buah geluk atau
nux). Sementara itu, kelopak bunga (
sepal), mahkota (
petal), benangsari (
stamen) dan putik (
pistil) akan gugur atau bisa jadi bertahan sebagian hingga buah menjadi. Pembentukan buah ini terus berlangsung hingga biji menjadi masak. Pada sebagian buah berbiji banyak, pertumbuhan daging buahnya umumnya sebanding dengan jumlah bakal biji yang terbuahi.
[3]
Dinding buah, yang berasal dari perkembangan dinding bakal buah pada
bunga, dikenal sebagai
perikarp (
pericarpium). Perikarp ini sering berkembang lebih jauh, sehingga dapat dibedakan atas dua lapisan atau lebih. Yang di bagian luar disebut
dinding luar,
eksokarp (
exocarpium), atau
epikarp (
epicarpium); yang di dalam disebut
dinding dalam atau
endokarp (
endocarpium); serta lapisan tengah (bisa beberapa lapis) yang disebut
dinding tengah atau
mesokarp (
mesocarpium).
[4]
Pada sebagian buah, khususnya buah tunggal yang berasal dari bakal buah tenggelam, kadang-kadang bagian-bagian bunga yang lain (umpamanya tabung perhiasan bunga, kelopak, mahkota, atau benangsari) bersatu dengan bakal buah dan turut berkembang membentuk buah. Jika bagian-bagian itu merupakan bagian utama dari buah, maka buah itu lalu disebut
buah semu. Itulah sebabnya menjadi penting untuk mempelajari struktur bunga, dalam kaitannya untuk memahami bagaimana suatu macam buah terbentuk.
[4][5]
|
|
Buah geluk sejenis berangan ( Castanea sativa), dinding luarnya seperti kayu |
Buah kotak durian lai ( Durio kutejensis) beruang lima |
Buah bumbung Sterculia balanghas, sejenis kepuh; dilihat dari bawah |
Buah polong johar ( Senna siamea) |
Buah pala ( Myristica fragrans) yang memecah |
Buah buni sebangsa ceplukan ( Physalis peruviana), terlindung oleh kelopak bunga yang turut berkembang bersama buah |
Buah batu embacang ( Mangifera foetida), memperlihatkan kulit bijinya yang liat keras, di antara daging yang berserabut |
Tipe-tipe buah
Buah-buah itu sedemikian beragam, sehingga sukarlah rasanya untuk menyusun suatu skema pengelompokan yang dapat mencakup semua macam buah yang telah dikenal orang. Belum lagi adanya kekeliruan-kekeliruan yang mempertukarkan pengertian biji dan buah (misal: 'biji' jagung, yang sesungguhnya adalah buah secara botani).
Baik buah sejati (yang merupakan perkembangan dari bakal buah) maupun buah semu, dapat dibedakan atas tiga tipe dasar buah, yakni:
[4]
- buah tunggal, yakni buah yang terbentuk dari satu bunga dengan satu bakal buah, yang berisi satu biji atau lebih.
- buah ganda, yakni jika buah terbentuk dari satu bunga yang memiliki banyak bakal buah. Masing-masing bakal buah tumbuh menjadi buah tersendiri, lepas-lepas, namun akhirnya menjadi kumpulan buah yang nampak seperti satu buah. Contohnya adalah sirsak (Annona).
- buah majemuk, yakni jika buah terbentuk dari bunga majemuk. Dengan demikian buah ini berasal dari banyak bunga (dan banyak bakal buah), yang pada akhirnya seakan-akan menjadi satu buah saja. Contohnya adalah nanas (Ananas), bunga matahari (Helianthus).
Buah kering
Buah tunggal, atau tepatnya buah sejati tunggal, lebih jauh lagi dapat dibedakan atas bentuk-bentuk
buah kering (
siccus), yakni yang bagian luarnya keras dan
mengayu atau seperti kulit yang kering; dan
buah berdaging (
carnosus), yang dinding buahnya tebal berdaging.
Buah kering selanjutnya dibedakan atas buah yang
tidak memecah (
indehiscens) dan yang
memecah (
dehiscens). Buah
indehiscens berisi satu biji, sehingga untuk memencarkan bijinya buah ini tidak perlu memecah. Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah buah tipe padi, tipe kurung, dan tipe keras.
[4]
Buah padi (caryopsis)
Buah padi (
caryopsis, atau bulir) memiliki dinding buah yang tipis, dan berlekatan menyatu dengan kulit biji. Kulit biji ini kadang-kadang berlekatan pula dengan biji. Buah terbungkus oleh sekam. Buah suku padi-padian (
Poaceae) dan teki-tekian (
Cyperaceae) termasuk ke dalam kelompok ini.
Bulir atau buah padi adalah buah sekaligus
biji. Bagian buah terletak di sebelah luar, terdiri dari
lemma,
palea, dan
skutelum (
scutellum). Bagian biji terdiri dari lapisan
aleuron (hanya setebal satu lapis sel),
endospermia (tempat penyimpanan cadangan makanan), dan
embrio.
Buah kurung (achenium)
Buah kurung (
achenium) memiliki dinding buah yang tipis, berdempetan namun tidak berlekatan dengan kulit biji. Contohnya adalah buah ('biji')
bunga pukul empat (
Mirabilis). Buah kurung majemuk contohnya adalah (buah)
bunga matahari.
Buah keras (nux)
Buah keras atau geluk (
nux) terbentuk dari dua helai daun buah (
carpel) atau lebih; bakal biji lebih dari satu, namun biasanya hanya satu yang menjadi biji sempurna. Dinding buah keras, kadangkala mengayu, tidak berlekatan dengan kulit biji. Contohnya adalah buah
sarangan (
Castanopsis).
Beberapa jenis buah keras, kulitnya mengalami pelebaran sehingga membentuk semacam sayap yang berguna untuk menerbangkan buah ini—jika masak—menjauh dari pohon induknya.
Buah bersayap (
samara) semacam ini contohnya adalah buah
meranti (
Shorea) dan kerabatnya dari suku Dipterocarpaceae.
Buah kering yang memecah (
dehiscens) umumnya berisi lebih dari satu biji, sehingga memecahnya buah nampaknya terkait dengan upaya untuk memencarkan biji, agar tidak terkumpul di suatu tempat. Misalnya adalah:
Buah berbelah (schizocarpium)
Buah berbelah (
schizocarpium) memiliki dua ruang atau lebih, masing-masing dengan sebutir biji di dalamnya. Jika memecah, ruang-ruang itu terpisah namun bijinya masih terbawa di dalam ruang. Sehingga masing-masing ruang seolah buah kurung yang tersendiri. Contohnya adalah
kemangi (
Ocimum), beberapa jenis anggota
Malvaceae, dan lain-lain.
Buah kendaga
Buah kendaga (
rhegma) seperti buah belah, namun ruang-ruang itu masing-masing memecah, sehingga bijinya terlempar keluar. Masing-masing ruang terbentuk dari satu daun buah. Contoh:
para (
Hevea),
jarak (
Ricinus).
Buah kotak
Terdiri atas satu atau beberapa daun buah, berbiji banyak. Buah ini memecah jika masak, namun kulit buah yang pecah sampai lama tidak terlepas dari tangkai buah. Ada banyak macam buah kotak.
Buah kotak sejati (
capsula) terdiri atas dua daun buah atau lebih; jumlah ruangannya sesuai dengan jumlah daun buah asalnya. Buah ini membuka dengan bermacam-macam cara. Contohnya adalah
durian (
Durio),
anggrek (Orchidaceae). 'Daging buah' durian yang dimakan sebetulnya adalah
arilus (salut biji), perbesaran dari selaput penutup biji.
Selain itu, masih ada lagi beberapa jenis buah kotak seperti berikut ini:
Buah bumbung
Buah bumbung (
folliculus) berasal dari bakal buah yang terdiri atas satu daun buah dengan banyak biji. Jika masak, kotak terbelah menurut salah satu kampuhnya, biasanya kampuh perut. Contohnya adalah
widuri (
Calotropis),
kepuh (
Sterculia).
Buah polong
Buah polong (
legumen) terdiri atas satu daun buah dengan satu ruangan dan banyak biji; sering pula ruangan ini terpisah-pisah oleh sekat semu. Jika masak, ruangan akan terbuka menurut kedua kampuhnya yang memanjang. Contohnya adalah aneka jenis
polong-polongan (Fabaceae, atau dulu disebut Leguminosae).
Buah lobak
Buah lobak (
siliqua) tersusun dari dua daun buah dengan satu ruangan yang tersekat oleh sekat semu. Buah terpecah menurut kedua kampuhnya ketika masak, namun ujungnya masih berlekatan. Biji sebentar masih melekat pada sekat semu, yang sebetulnya adalah
tembuni, sebelum pada akhirnya terlepas. Contohnya adalah jenis-jenis Cruciferae.
Buah berdaging
Buah-buah tunggal berdaging pada umumnya tidak memecah (membuka) ketika masak. Salah satu perkecualiannya adalah
pala (
Myristica). Beberapa bentuk buah berdaging, di antaranya:
Buah buni
Buah buni (
bacca) mempunyai dinding buah terdiri dari dua lapisan, yakni lapisan luar (eksokarp atau epikarp) yang tipis dan lapisan dalam (endokarp) yang tebal, lunak dan berair. Biji-biji lepas dalam lapisan dalam tersebut. Contohnya adalah
buni (
Antidesma),
belimbing (
Averrhoa),
jambu biji (
Psidium),
tomat (
Lycopersicum) .
Buah mentimun
Buah mentimun (
pepo) serupa dengan buah buni, namun dengan dinding luar yang lebih tebal dan kuat. Pada buah yang masak, di tengahnya sering terdapat ruangan dan daging buahnya bersatu dengan banyak biji di dalam ruangan tersebut. Contohnya adalah
mentimun (
Cucurbita) dan kerabatnya.
Buah jeruk
Buah jeruk (
hesperidium) adalah variasi dari buah buni dengan tiga lapisan dinding buah. Lapisan luar yang liat dan berisi kelenjar minyak; lapisan tengah yang serupa jaringan bunga karang dan umumnya keputih-putihan; serta lapisan dalam yang bersekat-sekat, dengan gelembung-gelembung berisi cairan di dalamnya. Biji-biji tersebar di antara gelembung-gelembung itu. Contoh: buah
jeruk (
Citrus).
Buah batu
Buah batu (
drupa) memiliki tiga lapisan dinding buah. Eksokarp umumnya tipis menjangat (seperti kulit); mesokarp yang berdaging atau berserabut; dan endokarp yang liat, tebal dan keras, bahkan dapat amat keras seperti batu. Contohnya adalah
mangga (
Mangifera), dengan mesokarp berdaging; atau
kelapa (
Cocos), yang mesokarpnya berserabut.
Buah delima
Dinding luarnya liat, keras atau kaku, hampir seperti kayu; dinding dalam tipis, liat, bersekat-sekat. Masing-masing ruang dengan banyak biji. Selaput biji tebal berair dan dapat dimakan. Contohnya adalah
delima (
Punica).
Buah ganda
Buah berganda adalah buah yang terbentuk dari satu kuntum
bunga yang memiliki banyak bakal buah. Tiap-tiap bakal buah itu tumbuh menjadi buah yang tersendiri, lepas-lepas, namun akhirnya menjadi kumpulan buah yang nampak seperti satu buah. Sesuai dengan bentuk-bentuk buah penyusunnya, maka dikenal beberapa macam buah berganda. Misalnya:
- buah kurung berganda, misalnya pada buah mawar (Rosa).
- buah bumbung berganda, misalnya pada cempaka (Michelia).
- buah buni berganda, misalnya pada sirsak (Annona).
- buah batu berganda, misalnya pada murbei (Morus).
Buah majemuk
Pada beberapa jenis tumbuhan, seperti
pace, bunga muncul secara teratur dan terus menerus sepanjang tahun, sehingga kita dapat melihat adanya bunga, pentil (buah muda) dan buah masak pada waktu yang bersamaan di satu pohon
Buah majemuk adalah buah hasil perkembangan
bunga majemuk. Dengan demikian buah ini berasal dari banyak bunga (dan banyak bakal buah), yang tumbuh sedemikian sehingga pada akhirnya seakan-akan menjadi satu buah saja. Dikenal pula beberapa macam buah majemuk, di antaranya:
- buah padi majemuk, misalnya jagung (Zea). Tongkol jagung sebetulnya berisi deretan buah-buah jagung, bukan biji jagung.
- buah kurung majemuk, misalnya buah bunga matahari (Helianthus).
- buah buni majemuk, misalnya buah nanas (Ananas).
- buah batu majemuk, misalnya buah pandan (Pandanus), pace (Morinda).
Terlihat pada foto di kanan, tahap-tahap perkembangan buah majemuk pada pace. Bunga-bunga pace berkumpul dalam satu
perbungaan (bunga majemuk) yang disebut
bongkol. Setelah diserbuki dan dibuahi, setiap kuntum bunga mulai tumbuh menjadi buah batu (
drupa). Dalam perkembangannya, buah-buah batu ini pada akhirnya saling luluh menjadi sebutir buah batu majemuk.
[6]
Sesuai dengan definisi, buah ganda dan buah majemuk sukar disebut buah sejati. Karena pada buah-buah tersebut terdapat bagian-bagian lain dari bunga –selain bakal buah– yang turut bertumbuh dan berkembang menjadi buah, baik bagian-bagian itu menjadi bagian utama buah ataupun bukan.
[4]
Buah tak berbiji
Jeruk sukun (tak berbiji)
Keadaan tak berbiji merupakan salah satu ciri penting buah-buahan komersial.
Kultivar-kultivar pisang dan
nanas adalah contohnya. Demikian pula, buah-buah
jeruk,
anggur, dan
semangka dari kultivar tak berbiji umumnya dihargai lebih mahal. Keadaan tak berbiji demikian biasa pula disebut
sukun.
[7]
Pada sejumlah spesies, keadaan tak berbiji merupakan hasil dari
partenokarpi, yakni proses pembentukan buah tanpa terjadinya
pembuahan sebelumnya. Buah partenokarpi bisa terbentuk dengan atau tanpa peristiwa
penyerbukan. Kebanyakan kultivar jeruk sukun memerlukan penyerbukan untuk proses pembentukannya; namun pisang dan nanas tidak memerlukannya. Sementara itu, keadaan tak berbiji pada anggur sebetulnya terjadi karena matinya atau tidak tumbuhnya embrio (dan biji) yang dihasilkan oleh pembuahan, keadaan yang dikenal sebagai
stenospermokarpi, yang memerlukan proses penyerbukan dan pembuahan secara normal.
[8]
Pemencaran biji
Variasi dalam bentuk dan struktur buah terkait dengan upaya-upaya pemencaran biji. Pemencaran ini bisa terjadi dengan bantuan hewan, angin, aliran air, atau proses pecahnya buah yang sedemikian rupa sehingga melontarkan biji-bijinya sampai jauh.
[9]
Pemencaran oleh binatang (zookori)
Pemencaran oleh binatang biasa terjadi pada buah-buah yang memiliki bagian-bagian yang banyak mengandung
gula atau bahan makanan lainnya.
Musang, misalnya, menyukai buah-buah yang manis atau mengandung
tepung dan
minyak yang menghasilkan
energi. Aneka macam buah, termasuk
pepaya,
kopi dan
aren, dimakannya namun biji-bijinya tidak tercerna dalam perutnya. Biji-biji itu, setelah terbawa ke mana-mana dalam tubuh musang, akhirnya dikeluarkan bersama tinja, di tempat yang bisa jadi cukup jauh dari pohon asalnya. Demikian pula yang terjadi pada beberapa macam biji-biji rumput dan semak yang dimakan oleh
ruminansia. Pemencaran seperti itu disebut
endozoik.
[4] Dari golongan burung, telah diketahui sejak lama bahwa
burung cabe (Dicaeidae) memiliki keterkaitan yang erat dengan penyebaran beberapa jenis
pasilan atau benalu (Loranthaceae); yang buah-buahnya menjadi makanan burung tersebut dan bijinya yang amat lengket terbawa pindah ke pohon-pohon lain.
[10][11]
Cara lain adalah apa yang disebut
epizoik, yakni pemencaran dengan cara menempel di bagian luar tubuh binatang. Buah atau biji yang epizoik biasanya memiliki kait atau duri, agar mudah melekat dan terbawa pada rambut, kulit atau bagian badan binatang lainnya. Misalnya pada buah-buah
rumput jarum (
Andropogon),
sangketan (
Achyranthes),
pulutan (
Urena) dan lain-lain.
[4]
Pemencaran oleh angin (anemokori)
Di kawasan
hutan hujan tropika, pemencaran oleh angin merupakan cara yang efektif untuk menyebarkan buah dan biji, nomor dua setelah pemencaran oleh binatang.
[12] Tidak mengherankan jika
Dipterocarpaceae, kebanyakan memiliki bentuk buah
samara, menjadi salah satu suku pohon yang mendominasi tegakan hutan di
Kalimantan dan
Sumatra. Tumbuhan lain yang memanfaatkan angin, yang juga melimpah keberadaannya di hutan hujan ini, adalah jenis-jenis anggrek (Orchidaceae). Buah anggrek merupakan buah kotak yang memecah dengan celah-celah, untuk melepaskan biji-bijinya yang halus dan mudah diterbangkan angin.
[4]
Alih-alih buahnya, pada jenis-jenis tumbuhan tertentu adalah bijinya yang memiliki sayap atau alat melayang yang lain. Biji-biji bersayap ini misalnya adalah biji
bayur (
Pterospermum),
mahoni (
Swietenia), atau
tusam (
Pinus). Biji
kapas (
Gossypium) dan
kapok (
Ceiba) memiliki serat-serat yang membantunya melayang bersama angin.
Pemencaran oleh air (hidrokori)
Buah-buah yang dipencarkan oleh air pada umumnya memiliki jaringan pengapung (seperti gabus) yang terisi udara atau jaringan yang tak basah oleh air. Misalnya adalah jaringan sabut pada buah-buah
kelapa (
Cocos),
ketapang (
Terminalia) atau
putat (
Barringtonia).
[4]
Buah
bakau (
Rhizophora) telah berkecambah semasa masih melekat di batangnya (vivipar). Akar lembaga dan hipokotilnya tumbuh memanjang keluar dari buah dan menggantung di ujung ranting, hingga pada saatnya kecambah terlepas dan jatuh ke lumpur atau air di bawahnya.
[13] Kecambah yang jatuh ke lumpur mungkin langsung menancap dan seterusnya tumbuh di situ; namun yang jatuh ke air akan terapung dan bisa jadi terbawa arus air sungai atau laut hingga ke tempat yang baru, di mana kecambah itu tersangkut dan tumbuh menjadi pohon.
Buah kotak sejenis pacar air (
Impatiens walleriana)
Pemencaran sendiri
Beberapa banyak macam buah, melemparkan sendiri biji-bijinya melalui berbagai mekanisme pecahnya dinding buah, yang sebagian besar berdasarkan pada peristiwa
higroskopi atau
turgesensi.
[4] Buah-buah kering yang memecah sendiri (
dehiscens), di saat masak kehilangan kadar airnya, hingga pada lengas tertentu bagian-bagian yang terkait melenting secara tiba-tiba, memecah kampuh, dan melontarkan biji-biji di dalamnya ke kejauhan. Contohnya adalah buah
para (
Hevea), yang sering terdengar 'meletus' di kala hari panas. Demikian pula berbagai macam
polong-polongan (Fabaceae), yang dapat melontarkan biji hingga beberapa puluh
meter jauhnya. Buah
pacar air (
Impatiens), karena sifat lentingnya, bahkan sering digunakan anak-anak untuk bermain.
Dari Wikipedia